Hoshinoya Bali, sebuah resor yang menggabungkan kekayaan budaya Bali dengan estetika Jepang, dengan bangga mempersembahkan pengalaman terbaru untuk tamu mereka: Tur Tenun Cagcag tradisional.
Tenun Cagcag adalah sejenis kain tenun khas Bali yang telah dihasilkan secara tradisional dan diwariskan melalui generasi selama berabad-abad. Saat ini, pengrajin Tenun Cagcag tradisional semakin langka karena penggunaan mesin tenun otomatis.
Dalam upaya untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya ini, Hoshinoya Bali mengundang tamu mereka untuk merasakannya.
Proses pembuatan Tenun Cagcag ini dilakukan secara manual dengan menggunakan alat tenun tradisional khas Ubud. Pada masa lalu, kain ini hanya digunakan oleh keluarga kerajaan dan bangsawan Bali, terutama dalam upacara keagamaan.
Nama Cagcag berasal dari suara benturan kayu saat pengrajin menenun benang menjadi kain. Dengan penggunaan benang pewarna alami dari tumbuhan dan tenunan tangan, kain yang dihasilkan memiliki pola yang cantik dan unik. Motif, warna, dan pola pada kain ini sering terinspirasi oleh flora dan fauna sekitar pengrajin.
Dalam tur ini, tamu diajak untuk mengunjungi rumah para penenun dan melihat proses pembuatan Tenun Cagcag Bali secara langsung. Para penenun akan berbagi cerita mengenai kisah, fungsi, dan filosofi di balik setiap jenis Tenun Cagcag.
Dengan latar belakang pemandangan pedesaan yang menenangkan di Ubud, Tur Tenun Cagcag tradisional dari Hoshinoya Bali memberikan pengalaman liburan yang edukatif dan menginspirasi.
Ini juga merupakan bagian dari inisiatif Hoshinoya Bali untuk memperkenalkan The Unknown Ubud, yaitu kekayaan budaya Bali yang masih kurang dikenal oleh wisatawan. Inisiatif ini juga bertujuan untuk mendukung pelestarian warisan budaya Bali yang mulai menghilang seiring berjalannya waktu.
Tur budaya Tenun Cagcag tradisional ini telah tersedia di Hoshinoya Bali sejak tanggal 7 September 2023. Selama tur ini, tamu akan disediakan fasilitas antar-jemput ke rumah para pengrajin, pemandu tur, demonstrasi, kesempatan untuk mencoba peralatan tenun tradisional, dan juga menikmati hidangan tradisional ringan sambil bersantai dengan teh atau kopi bersama para penenun.
“Kegiatan ini mencerminkan metode dan keahlian dalam penenunan yang telah diwariskan melalui generasi keluarga penenun. Melalui tur budaya Tenun Cagcag tradisional ini, kami berharap dapat berperan dalam menjaga pengetahuan dan kekayaan budaya yang semakin langka ini untuk generasi mendatang,” ungkap Ryuichi Karakawa, General Manager Hoshinoya Bali.
Hoshinoya Bali, lanjut dia, merupakan resor yang menciptakan harmoni antara budaya Bali dan estetika Jepang. Terdiri dari 30 vila eksklusif dengan tipe Bulan, Soka, dan Jalak, setiap vila memiliki akses semi-pribadi ke kolam renang dan teras pribadi.
Vila-vila ini tersebar di lahan seluas tiga hektar yang dikelilingi oleh hutan, sawah yang indah, dan pura. Desainnya menggabungkan sederhana gaya Jepang dengan sentuhan Bali, seperti Café Gazebo yang terasa melayang di antara pepohonan, tempat tidur futon, pintu geser Shoji, serta ukiran kayu Bali dan lampu-lampu batik di dalam vila.
Hoshino Resorts Inc., perusahaan manajemen hotel ternama dengan CEO Yoshiharu Hoshino, meluncurkan merek “Hoshinoya” pertama di luar Jepang, yaitu di Bali pada bulan Januari 2017.
Sumber : https://www.pilar.id