Galungan dan Kuningan Merayakan Kemenangan Dharma dan Meningkatkan Spiritualitas di Bali

Jumat, 18 April 2025 / Blogs

Galungan dan Kuningan adalah dua hari raya penting dalam kalender Saka Bali yang dirayakan oleh umat Hindu. Kedua hari ini memiliki makna mendalam tentang kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (kejahatan) serta waktu untuk meningkatkan spiritualitas dan mempererat tali persaudaraan. Perayaan ini dirayakan dengan meriah dan khidmat di seluruh penjuru Pulau Dewata.

Galungan: Kemenangan Dharma dan Penghormatan Leluhur

Hari Raya Galungan jatuh pada hari Selasa Kliwon wuku Dungulan dalam perhitungan kalender Saka Bali, dirayakan setiap 210 hari sekali. Galungan memperingati kemenangan Dewa Indra dan para dewa lainnya atas serangan raksasa Mayadenawa yang melambangkan adharma. Lebih dari itu, Galungan juga merupakan waktu untuk:

  • Menghormati Leluhur: Umat Hindu percaya bahwa pada hari Galungan, roh-roh leluhur datang berkunjung ke bumi. Oleh karena itu, berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut dan menghormati kedatangan mereka.
  • Memperkuat Iman dan Dharma: Galungan menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan dan mengamalkan ajaran-ajaran dharma dalam kehidupan sehari-hari.
  • Menyucikan Diri dan Lingkungan: Melalui berbagai upacara dan persembahyangan, umat Hindu berupaya menyucikan diri dan lingkungan sekitar dari energi negatif.

Rangkaian Upacara Menjelang dan Saat Galungan:

  • Tumpek Wariga (Pengatag): 25 hari sebelum Galungan, upacara ini ditujukan kepada tumbuh-tumbuhan sebagai ungkapan syukur atas hasil bumi.
  • Sugihan Jawa dan Sugihan Bali: Beberapa hari sebelum Galungan, upacara penyucian diri dan alam semesta dilakukan.
  • Penyajaan Galungan: Tiga hari sebelum Galungan, umat Hindu mulai membuat jaja (kue tradisional) sebagai persembahan.
  • Penampahan Galungan: Sehari sebelum Galungan, dilakukan penyembelihan hewan kurban seperti babi atau ayam yang dagingnya akan digunakan sebagai persembahan dan hidangan bersama.
  • Hari Raya Galungan: Puncak perayaan di mana umat Hindu bersembahyang di pura keluarga (sanggah) dan pura-pura lainnya dengan membawa berbagai sesajen yang indah. Penjor, yaitu bambu yang dihias dengan janur dan hasil bumi, berdiri tegak di depan setiap rumah sebagai simbol kemakmuran dan persembahan kepada dewa dan leluhur.

Kuningan: Meningkatkan Spiritualitas dan Berpamitan dengan Leluhur

Hari Raya Kuningan jatuh 10 hari setelah Galungan, yaitu pada hari Sabtu Kliwon wuku Kuningan. Kuningan merupakan kelanjutan dari perayaan Galungan dan memiliki makna:

  • Meningkatkan Spiritualitas: Kuningan menjadi waktu untuk lebih fokus pada peningkatan spiritualitas dan mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
  • Berpamitan dengan Leluhur: Dipercaya bahwa pada hari Kuningan, roh-roh leluhur kembali ke alamnya. Oleh karena itu, umat Hindu kembali melakukan persembahyangan untuk mengantarkan mereka dengan khidmat.
  • Memohon Keselamatan dan Kesejahteraan: Pada hari Kuningan, umat Hindu memohon keselamatan, kesejahteraan, dan keberkahan dalam kehidupan.

Ciri Khas Perayaan Kuningan:

  • Sesajen Kuning: Warna kuning mendominasi sesajen pada hari Kuningan, melambangkan kemuliaan dan keagungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
  • Endongan: Sesajen khusus berupa anyaman janur berbentuk tas kecil (endongan) sering dipersembahkan, melambangkan bekal atau perbekalan yang dibawa oleh para dewa dan leluhur.
  • Persembahyangan Siang Hari: Umumnya, persembahyangan pada hari Kuningan dilakukan pada siang hari.

Makna dan Esensi Galungan dan Kuningan

Secara keseluruhan, perayaan Galungan dan Kuningan mengajarkan tentang pentingnya:

  • Kemenangan Kebaikan atas Kejahatan: Mengingatkan manusia untuk selalu berpegang pada dharma dan menjauhi adharma.
  • Penghormatan kepada Leluhur: Menjaga hubungan baik dengan para leluhur sebagai wujud bakti dan rasa terima kasih atas warisan kehidupan.
  • Peningkatan Spiritualitas: Mengembangkan diri secara rohani dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
  • Solidaritas dan Kebersamaan: Mempererat tali persaudaraan antar sesama umat manusia.

Perayaan Galungan dan Kuningan bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan bagian integral dari identitas dan spiritualitas masyarakat Bali. Kemeriahan dan kekhidmatan perayaan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menyaksikan keunikan budaya Pulau Dewata.


Website Resmi Pasraman

PPPI (Perkumpulan Pendidik Pasraman Indonesia) didirikan secara legal formal yaitu : 1) Akta Notaris No 13 Tanggal 03 Maret 2021, 2) Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.AHU-0009535.AH.01.07. TAHUN 2021 (Tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Pendidik Pasraman Indonesia), 3) Tanda Daftar PPPI No. 1753/DJ.VI/BA.00/1/2022 dan NPWP 65.185.009.1-435.000 Website Resmi Pasraman.

Keanggotaan PPPI (Perkumpulan Pendidik Pasraman Indonesia) bersifat Nasional yang terdiri dari Pasraman Hindu seluruh Indonesia yang terdaftar beserta Tenaga Pendidik (Acarya).

Anggota PPPI dapat berasal dari berbagai profesi seperti Seniman, Mahasiswa, Dosen, Guru Agama Hindu yang terdaftar dalam Pasraman Hindu dan juga para Pendidik (Acarya) Pasraman Hindu.

Yang dapat menjadi anggota PPPI (Perkumpulan Pendidik Pasraman Indonesia) adalah sebagai berikut:

1. Para Pendidik Keagamaan Hindu di Pasraman formal dan non-formal serta tenaga Kependidikan.

2. Para ahli yang menjalankan pekerjaan Pendidikan Keagamaan Hindu.

3. Mereka yang menjabat pekerjaan di bidang Pendidikan Keagamaan Hindu.

4. Pensiunan sebagaimana dimkasud pada butir (a), (b), (c) yang tidak menyatakan dirinya keluar dari keanggotaan.

5. Para petugas lain yang erat kaitannya dengan tugas Pendidikan formal maupun non-formal.

6. Mereka yang berijazah Pendidikan Agama Hindu serta umum tetapi wajib beragama Hindu yang tidak bekerja di Bidang Pendidikan Agama Hindu.

IDENTITAS PPPI

1. PPPI (Perkumpulan Pendidik Pasraman Indonesia).

2. Anggota berasal dari Pasraman Hindu formal dan non-formal yang sudah terdaftar dalam PPPI.

3. Anggota PPPI memberikan kontribusi untuk meningkatkan eksistensi Pasraman, mengembangkan pengetahuan dan keilmuan berlandaskan ajaran agama Hindu.

4. Anggota PPPI diberikan kartu anggota (e-card) sebagai tanda bukti keanggotaan

5. PPPI memiliki logo dan motto sebagai identitas Organisasi

6. PPPI didirikan di Indonesia pada tanggal 03 Maret 2021.

VISI

Membangun Insan Pendidik beserta Tenaga Kependidikan yang cerdas, cakap, terampil, rukun, profesional dan sejahtera serta tanggap pada perkembangan Ilmu dan Teknologi berlandaskan ajaran Agama Hindu.

MISI

1. Meningkatkan pemahaman bidang keilmuan berlandaskan ajaran Agama Hindu.

2. Melaksanakan Bidang keilmuan demi kemajuan pasraman baik formal maupun non-formal  

3. Melaksanakan kegiatan pembinaan Pasraman baik formal maupun non-formal sesuai tugas pokok dan fungsi.

4. Meningkatkan kerukunan antar Pendidik Pasraman formal dan non-formal melalui kegiatan simakrama.

5. Meningkatkan profesionalisme kerja dalam menjalankan Tugas pokok dan fungsi.

6. Meningkatkan kwalitas dan mutu pendidikan kepada para Peserta Didik (Sisya) dari semua jenis dan tingkatan.

7. Meningkatkan Kompetensi Pendidik (Acarya) melalui kegiatan seminar, workshop dan diklat, baik yang dilaksanakan secara internal (dalam) maupun eksternal (luar) dan/atau pihak Pemerintah maupun swasta.

8. Meningkatkan kecerdasan serta kepekaan dan/atau tanggap dalam menghadapi tantangan Global dalam revolusi industry 4.0 dan society 5.0 berlandaskan pada Ilmu dan Teknologi yang berkembang.

TUJUAN

1. Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2. Berperan aktif dalam mewujudkan tujuan nasional pendidikan yaitu mencerdaskan generasi bangsa dan membentuk Sumber Daya Manusia Indonesia seutuhnya yang beririsan dengan tujuan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu Kementrian Agama Republik Indonesia yaitu untuk membentuk Generasi Emas Hindu (2045).

3. Menjaga, memelihara, memperjuangkan serta meningkatkan harkat dan martabat Pendidik serta tenaga kependidikan Pasraman formal dan non-formal dalam berbagai bidang baik Pendidikan Hindu, budaya, sosial, lingkungan dan keilmuan.

4. Meningkatkan rasa kebersamaan dan tanggung jawab sebagai Pendidik Pasraman baik formal dan non-formal.

5. Menumbuhkan semangat Pendidik Pasraman untuk meningkatkan kompetensi profesinya sebagai Pendidik serta Tenaga Kependidikan di Pasraman sebagai Tenaga Administrasi yang Profesional di bidangnya.

6. Membantu Pendidik Pasraman formal dan non formal untuk memperoleh layanan informasi kegiatan pelaksanaan pendidikan serta pengembangan karir.

7. Meningkatkan intensitas komunikasi dan tukar informasi di antara Pendidik serta Tenaga Kependidikan Pasraman formal dan non formal se-Indonesia.

8. Membantu Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu untuk mensosialisasikan dan/atau mengaplikasikan seluruh kebijakan-kebijakan atau program kerja terkait dengan Pendidikan keagamaan Hindu pada Pasraman formal dan non-formal.

9. Mengembangkan ranah wawasan keilmuan serta inovasi dalam pembelajaran Pendidikan Pasraman dalam revolusi industry 4.0 dan society 5.0.

10. Memfasilitasi komunikasi dengan pihak terkait dalam hal solusi terhadap permasalahan data melalui system baik secara online maupun offline yang ada kaitannya dalam manajemen Pendidikan di Pasraman Hindu secara personal Pendidik dan Tenaga Kependidikannya serta Kelembagaan.

Iuran anggota per tahun dapat ditransfer melalui Rek ......... No. .................  atas nama Perkumpulan Pendidik Pasraman Indonesia (PPPI)

Pendaftaran anggota dapat dilakukan dengan mengisi formulir di link website ini Website Resmi Pasraman.